Tanggapan atas Tulisan “Pembenaran Syahadat Agama Syi’ah”

 

 

diambil dari => ………………….

 

Saya tidak menyangka ternyata tulisan saya mengenai syahadat tiga kalimat mendapatkan reaksi yang beraneka ragam. Ada yang menyepakati, ada juga yang melakukan penolakan. Penolakannya pun beragam, sampai ada yang terkesan kebablasan sehingga tidak dapat lagi berpikir dengan jernih.

Tulisan ini saya tulis khusus menanggapi tulisan “ilmiah” dari saudara haniifa dalam blognya.

Saya tidak akan menanggapi tulisan-tulisan beliau yang tidak substansial dengan pembahasan mengenai syahadat.

Pada tulisan saya mengenai syahadat tiga kalimat , saya mengutip riwayat:

Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwaNabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim No.41)

Kemudian Haniifa menanggapi:

#Haniifa say:#

Astaghfirullah al adzim
Sayah tidak tahu dari mana beliau mendapatkan hadits Shahih Muslim No.41 itu ?!

لَا يَنْفَـعُهُ، إِنَّهُ لَمْ يَقُـلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِـرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ.

Tidak berguna baginya, karena dia tidak pernah suatu hari pun berkata, ‘Yaa Rabbi, Ampunilah kesalahanku pada Hari Pembalasan’. (Shahih Muslim no. 41)

Dari sini kita dapati bahwa antara riwayat yang saya dapatkan dengan apa yang haniifa dapatkan ternyata berbeda. Karena perbedaan itu kemudian beliau bertanya:

“Sayah tidak tahu dari mana beliau mendapatkan hadits Shahih Muslim No. 41 itu?”

Saya disini ingin meralat dan memperjelas bahwa riwayat itu ada di dalam ringkasan shahih muslim kitab al-iman. Riwayat yang saya kutip adalah riwayat yang sangat terkenal dan sering kali dikutip oleh beberapa penulis dan ulama. Justru saya merasa heran ketika beliau (haniifa) mengatakan:

Oom Yeser Arafat (Resay) dengan liciknya menggunakan hadits palsu atau yang dipalsukan demi membenarkan syahadat syi’ah  yang seolah-olah di benarkan  oleh umat Islam,

Riwayat itu bukanlah riwayat palsu. Asumsi saya, beliau baru pertama kali membaca riwayat tersebut. Jika memang beliau baru pertama kali membaca riwayat tersebut, maka tidaklah pantas jika beliau tergesa-gesa mengambil kesimpulan bahwa riwayat tersebut merupakan riwayat palsu.

Haniifa menulis:

Pemalsuan dari hadits Shahih Muslim no.41 sudah sangat jelas, sekarang mari kita lihat bagaimana kontradiksinya hadits palsu tersebut pada kalimat sbb:  ” maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan.

Inilah bukti nyata kesesatan Agama Syi’ah, dengan kata lain jika kita mau mengakui syahadat 3 kalimat tersebut maka akan diberikan 8 pintu syurga walaupun tidak menjalankan Ibadah Shalat, Zakat dan Puasa… duh

Sekarang mari kita bandingkan dengan hadits Shahih Bukhari No:24 dan Shahih Muslim No:5, Nabi Muhammad s.a.w, bersabda :

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ،
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّيْ
دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ
عَلَى اللّهِ.

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam dan hisabnya atas Allah.”

Saya pikir klaim yang beliau ajukan tidaklah tepat. Riwayat tersebut jelas terdapat pada Ringkasan Shahih Muslim  kitab Al-Iman dan itu merupakan hadits ke 41 dalam buku tersebut. Riwayat tersebut merupakan riwayat yang shahih.

Jadi, dari riwayat tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Nabi sendiri mencontohkan mempersaksikan sesuatu yang lain selain bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Saya tidak sedikitpun menolak riwayat yang dikutip oleh haniifa. Bahwa dari riwayat diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa syahadat pokok itu adalah Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah. Dan orang yang bersaksi seperti itu serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka.

Lalu apakah riwayat tersebut bertentangan dengan riwayat Ubadah bin Shamit ra yang saya kutip diatas? Tentu tidak, karena konteks riwayat tersebut berbeda. Riwayat Ubadah bin Shamit ra yang saya kutip diatas merupakan riwayat mengenai orang yang akan dimasukkan melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan, oleh Allah, yaitu orang-orang yang mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwaNabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar.

Sedangkan konteks riwayat yang dikutip oleh haniifa ialah orang yang terjaga darah dan hartanya.

Jadi menurut saya, mas haniifa telah melakukan satu kekeliruan yaitu membandingkan dua buah riwayat yang sebetulnya konteksnya berbeda antara riwayat yang satu dengan riwayat yang kedua.

Tanggapan ini saya cukupkan sampai disini. Saya tidak tertarik untuk menanggapi tulisan Haniifa yang lainnya karena memang di luar konteks pembahasan syahadat bahkan beliau sampai membahas soal adzannya syi’ah segala. Saya tidak ingin mengulangi kesalahan yang telah dilakukan oleh mas haniifa dengan berbicara di luar konteks.

Wallahu a’lam bish-shawabi.

Tulisan saya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berkomentar, selama ilmiah, santun, dan fokus pada pembahasan. Jika tidak, mohon maaf, saya akan menganggap komentar Anda sebagai komentar SPAM yang harus dibuang.

Leave a comment